Trenggalek, 16 Oktober 2024 — Perubahan zaman yang begitu cepat menuntut lembaga pendidikan, termasuk pesantren, untuk terus beradaptasi. Di tengah arus digitalisasi yang semakin meluas, SARASEHAN MAPADI CUP Jawa Timur 3 menjadi momentum penting untuk menyuarakan urgensi transformasi pesantren menuju tata kelola yang modern dan efisien.
Acara yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Nurul Fikri, Trenggalek ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan MAPADI CUP Jatim 3, sebagai forum silaturahmi dan dialog antar pengasuh pesantren MAPADI se-Jawa Timur. Diselenggarakan oleh MAPADI Jawa Timur, sarasehan ini mengundang berbagai narasumber dan tokoh pesantren, termasuk SIATA Digital Indonesia sebagai salah satu tamu undangan yang mendapat kesempatan untuk menyampaikan sosialisasi pentingnya digitalisasi pesantren.
Peserta yang hadir dalam sarasehan ini meliputi para pengasuh dan pimpinan pondok pesantren, pengurus yayasan, hingga dewan guru dari berbagai pesantren yang bernaung di bawah MAPADI Jatim. Kehadiran mereka menunjukkan antusiasme dan kepedulian terhadap masa depan pesantren di tengah tantangan zaman.
Dalam sesi khusus, Ust. Abdur Rohem, S.Pd.I, Alhafidz selaku direktur SIATA Digital Indonesia memaparkan realita tantangan pesantren di era teknologi serta berbagai solusi berbasis digital yang bisa diterapkan dalam manajemen harian pesantren. Materi yang dibawakan meliputi digitalisasi administrasi, sistem keuangan berbasis cloud, pengelolaan data santri, kurikulum tahfidz terintegrasi, serta pentingnya pencatatan akademik dan keuangan yang transparan dan terdokumentasi dengan baik.
“Digitalisasi pesantren menjadi penting untuk kita dalam mewujudkan sistem pendidikan pesantren yang lebih modern, profesional, dan kekinian,” ujar Ust. Abdur Rohem dalam paparannya.
Ia juga menekankan bahwa digitalisasi bukan sekadar penggunaan teknologi, tetapi juga bagian dari upaya membangun budaya kerja yang tertib, terukur, dan berkelanjutan di lingkungan pesantren.
Selain perwakilan dari SIATA, hadir pula tokoh-tokoh pesantren dan pendidikan Islam yang memberikan pandangan mendalam seputar arah masa depan pesantren. Di antaranya ; KH. Ahmad Syakirin Asmu’i, Lc, MA, KH. Abu Hasanuddin, S.Pd, Alhafidz dan drh. Puguh Wiji Pamungkas, MM.
Sesi sarasehan berlangsung interaktif dengan forum tanya jawab yang hidup. Para peserta menyampaikan berbagai tantangan di lapangan, mulai dari keterbatasan SDM, akses terhadap teknologi, hingga minimnya pelatihan digital di lingkungan pesantren. Namun, harapan akan perubahan juga menguat, seiring munculnya solusi-solusi aplikatif yang dibagikan oleh para narasumber.
Sebagai puncak kegiatan, dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara SIATA Digital Indonesia dan MAPADI Jawa Timur. Kerja sama ini menandai langkah awal dalam mewujudkan kolaborasi nyata dalam mendampingi proses digitalisasi di pesantren-pesantren MAPADI di Jawa Timur. MoU ini diharapkan menjadi komitmen bersama untuk membangun sistem manajemen pesantren yang modern tanpa menghilangkan nilai-nilai khas kepesantrenan.
Dengan adanya sosialisasi ini, SIATA berkomitmen menjadi mitra strategis bagi pesantren dalam proses adaptasi teknologi, memberikan pendampingan, pelatihan, dan solusi digital yang aplikatif sesuai kebutuhan masing-masing lembaga.
Acara SARASEHAN MAPADI CUP Jatim 3 menjadi bukti bahwa pesantren bukanlah institusi yang tertinggal oleh zaman. Sebaliknya, pesantren siap melangkah maju dengan menjunjung nilai tradisi sambil mengintegrasikan teknologi sebagai sarana penguatan sistem dan pelayanan pendidikan.
Share via
Hi, this is a comment.
To get started with moderating, editing, and deleting comments, please visit the Comments screen in the dashboard.
Commenter avatars come from Gravatar.